INILAH.COM, Jakarta – Survei oleh psikolog menunjukkan Facebook memiliki korelasi dengan narsisme. FB manawarkan ratusan gerbang hubungan dangkal dan komunikasi yang secara emosi terpisah.
Dalam Survei 100 mahasiswa, perilaku narsis anak muda ditunjukkan pada aktifitas di Facebook yang berisi promosi diri.

Dalam survei, peneliti New York University di Toronto Kanada mendefinisikan narsis sebagai “pola pervasif besar, kebutuhan untuk dikagumi dan melebih-lebihkan kepentingan diri”.
Bagi kebanyakan orang narsis, Facebook manawarkan ratusan gerbang hubungan dangkal dan komunikasi terpisah secara emosi.
Lebih penting lagi dalam studi ini, jejaring sosial secara umum memungkinkan penggunanya mengatur untuk siapa mereka ada, dan diketahui oleh teman serta pengguna lain.
Survei ini menunjukkan “korelasi positif signifikan dan adanya konten promosi diri di foto utama, album foto, status update dan catatan.”
Orang-orang yang memiliki nilai tinggi dalam studi ini menghabiskan lebih banyak waktu pada Facebook dan mengeceknya berkali-kali dalam sehari.[ito]